Mengenal Lancaran Dalam Karawitan Jawa

LANCARAN


Kata lancaran dimungkinkan berasal dari kata lancar yang memang berarti lancar atau tidak mengalami hambatan yang berarti. Dalam karawitan istilah lancaran merupakan salah satu jenis gendhing, seperti halnya jenis ladrang, ketawang dan sebagainya. Pada umumnya dalam berlatih karawitan, jenis gendhing lancaran diajarkan pada waktu-waktu yang relatif awal. Hal ini terutama dikarenakan cara menabuh dan pola tabuhannya memang masih sederhana dibandingkan dengan jenis gendhing lainnya seperti ladrang dan ketawang di atas. 

Kesederhanaannya antara lain tampak pada keajegan irama dan cara menabuhnya. Keajegannya tampak pada sabetan atau ketukan ritmis yang satu gongan berisi 16 sabetan. Kesederhanaan cara menabuhnya tampak pada alat tabuhan seperti tabuhan kendhang dan bonang. Kendhangnya kebanyakan menggunakan dua kendhang dengan tabuhan dasar. Bonangnya pada umumnya ditabuh dengan cara nggembyang, yakni meskipun dengan dua alat tabuh tetapi ditabuhkan pada laras yang sama, misalnya laras 1 dengan 1, 2 dengan 2, dan sebagainya. Hal ini akan dijelaskan lagi pada bagian di bawah. Dengan demikian lancaran mungkin memang dimaksudkan agar semakin lancar dalam proses latihan menabuhnya. 

Pada umumnya jenis gendhing lancaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 

1. Setiap satu gongan terdiri atas 16 sabetan (16 ketukan). 

2. Setiap satu gongan terdiri atas 4 kenongan (4 kali pukulan kenong).

3. Satu kenongan terdiri atas satu gatra, sehingga satu gongan berisi 4 gatra.


Ciri-ciri lancaran tersebut dapat diperinci lagi dalam hubungannya dengan pukulan 

kethuk dan kempul sebagai berikut.

1. Setiap satu gongan terdiri atas 16 sabetan (16 ketukan). 

2. Setiap satu gongan terdiri atas 4 kenongan (4 kali pukulan kenong).

3. Satu kenongan terdiri atas satu gatra, sehingga satu gongan berisi 4 gatra.

4. Satu gongan itu berisi 3 kempulan (3 kali pukulan kempul)

5. Letak pukulan kempul yakni pada sabetan kedua tiap gatara, kecuali gatra pertama, jadi berada pada sabetan ke-6, ke-10, dan ke-14.

6. Satu gongan itu juga berisi 8 kethukan (8 kali pukulan kethuk).

7. Letak pukulan kethuk yakni pada tiap sabetan atau ketukan ganjil, yakni ketukan pertama, ke-3, ke-5, dan seterusnya.


Menurut Endraswara, terdapat dua bentuk lancaran, yakni lancaran lamba atau lancaran nibani dan lancaran mlaku (Endraswara, 2008: 87). Lancaran lamba adalah suatu bentuk susunan balungan gendhing yang terdiri atas 8 sabetan balungan, adapun lancaran mlaku terdiri atas 16 sabetan balungan. Kata lamba berarti jarang atau renggang. Jadi pada lancaran lamba, dari 16 sabetan pada tiap gongan, hanya diisi oleh 8 sabetan balungan. Sabetan balungan tersebut berada pada sabetan genap. Titik sabetan genap biasanya disebut dhong, adapun yang ganjil disebut dhing. Jadi pada lancaran lamba, balungan hanya memukul atau membunyikan pada ketukan dhong saja.

Komentar

PPT PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP KELAS 6